Politikus Golkar Khawatir Kabinet Jokowi Tersusupi Neolib

jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR RI asal Partai Golkar, Muhammad Misbakhun mempertanyakan kesungguhan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk pemerintahan berbasis Trisaksti. Pasalnya, dari nama-nama calon menteri yang muncul, ada beberapa sosok yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Bung Karno tersebut.

Orang-orang yang dimaksud Misbakhun adalah para penganut ideologi neoliberal alias neolib. "Misalnya yang selalu bertahan adalah Kuntoro Mangkusubroto sebagai calon menteri ESDM (energi dan sumber daya mineral, red). Dari berbagai versi kabinet beredar, namanya selalu ada," kata Misbakhun dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (25/10).

Misbakhun menilai Kuntoro tidak mungkin bisa menciptakan kedaulatan di bidang energi seperti yang cita-cita Trisakti. Pasalnya, sebagai seorang neolib, mantan Kepala UKP4 itu akan selalu berpihak ke pasar dan lembek terhadap kepentingan asing.

Nama lain yang disebut Misbakhun adalah calon Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro yang santer bakal menjadi menteri keuangan. Misbakhun mengatakan,  selama jadi wakil menteri keuangan, Bambang selalu gagal meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.

"Dia juga hobinya mengeluarkan surat hutang. Kalau pajak tetap tak bisa dinaikkan, surat utang dikeluarkan, lalu Revolusi Mentalnya di mana?" tegas Misbakhun.

Mantan politikus PKS itu mengingatkan bahwa Jokowi didukung dan dipilih oleh rakyat agar mewujudkan ajaran Trisakti. Karena itu, akan sangat menyedihkan jika setelah memerintah justru Jokowi memupuskan harapan pemilih.

Apalagi, kata Misbakhun, sosok seperti Kuntoro dan Bambang tidak pernah berkontribusi dalam memenangkan Jokowi di pilpres lalu. "Jokowi itu jelas dijadikan presiden oleh rakyat. Di mana mereka selama ini? Pak Kuntoro asyik tidur di UKP4. Ini yang harus diwaspadai bersama, jangan sampai orang yang menyalip di tikungan jadi menteri," ucap Misbakhun.

Ia juga mengingatkan bahwa susunan kabinet akan menjadi kesan pertama masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi. Dari situ, masyarakat akan bisa menilai apakah Jokowi memang konsisten terhadap janji-janjinya di masa kampanye lalu.