Politikus PAN Curiga Faisal Basri Memainkan Skenario Tersembuyi
Mantan Ketua Fraksi PAN ini mengakui dalam jangka pendek penerapan UU dan Permen tersebut memang berdampak pada pengurangan devisa yang masuk. Pasalnya, belum semua perusahaan pertambangan yang siap dan telah memiliki smelter. Meski demikian negara juga tidak mengalami kerugian karena barang hasil tambang perusahaan itu masih utuh dan tidak bisa dibawa keluar.
Penerapan regulasi ini, kata Tjatur, juga tak sedikit mendapat penolakan. Bahkan, penolakan sudah terjadi sejak UU itu dibahas pada 2009 lalu antara pemerintah dengan DPR. Namun, ia mengapresiasi, kinerja pemerintah dan DPR saat itu yang telah berkomitmen untuk meningkatkan nilai jual hasil pertambangan.
"Memang kebijakan ini bagi orang-orang neolib, para pemburu rente, dan penghamba Washington Consensus adalah kebijakan yang tidak populer. Negara-negara besar tidak suka melihat Indonesia menjadi negara besar, karena kebijakan ini merupakan kebijakan yang cenderung protection nationalism," tandasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR, Tjatur Sapto Edy mensinyalir tudingan terhadap mantan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa oleh
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sebelum Pergi ke Gedung Gymnasium, Mahasiswa UPI Terlibat Cekcok dengan Mantan Kekasihnya
- PMI Penyumbang Devisa Terbesar Kedua, UT Dorong Tingkatkan Kompetensi
- Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh dari Gedung, Polisi Singgung soal Asmara
- Kapal Mati Mesin di Perairan Wanci, Penumpang Dievakuasi Tim SAR Wakatobi
- Benahi Infrastruktur, BP Kembangkan Batam sebagai Destinasi Investasi Unggulan di RI
- Perkuat Komiditas Pangan, Pertamina Dukung 13 Kelompok Perhutanan Sosial