Politikus PDIP: Lama-lama..Sedikit-sedikit Angket
jpnn.com - jpnn.com -Penggunaan hak angket yang digulirkan 90 orang anggota dari empat fraksi di DPR, mendapat sindiran dari anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Wibowo.
Dia menilai tidak ada urgensi bagi dewan menggunakan hak penyelidikan tersebut.
"Nggak ada urgensinya. Buat apa hak angket? Kalau dari kami komunikasinya tidak perlu angket. Nanti lama-lama obral angket, sedikit-sedikit angket," ujar Arif di kompleks Parlemen Jakarta, Senin (13/2).
Menurut Arif, kasus yang menimpa Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) sudah berlangsung di persidangan perkara dugaan penistaan agama.
Jika yang disoal pengusul angket terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak, maka tidak perlu pakai angket. Sebab, dewan cukup memanggil Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly atau Menkopolhukam Wiranto, untuk dimintai penjelasan.
"Sesungguhnya hak itu digunakan untuk urusan-urusan yang sangat penting sekali, yang strategis sekali. Ini sama saja menurunkan derajat atau kualitas dari penggunaan hak dewan itu sendiri," tegas Arif.
Dia menambahkan, angket itu adalah hak institusi DPR bukan hak orang perorang. "Jadi menurut saya tidak ada urgensinya, lebih baik kita mengundang berbagai pejabat yang kompeten untuk dimintai penjelasan menyangkut isu yang menarik perhatian kita," tambah politikus asal Jawa Timur itu. (fat/jpnn)
Penggunaan hak angket yang digulirkan 90 orang anggota dari empat fraksi di DPR, mendapat sindiran dari anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan,
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka