Politikus PDIP Sebut Gubernur Sumut Tak Beretika, Ternyata Ini Sebabnya
![Politikus PDIP Sebut Gubernur Sumut Tak Beretika, Ternyata Ini Sebabnya](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
jpnn.com - MEDAN - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara III, Junimart Girsang menyatakan permintaan maafnya kepada Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan yang hadir dalam acara press gathering wartawan parlemen Kota Medan, Jumat (8/5). Permintaan maaf Junimart karena Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho tidak hadir dalam acara itu tanpa alasan jelas.
"Sekretariat MPR telah mengundang Gubernur Gatot Pujo Nugroho untuk hadir dalam acara ini. Tapi kenyataannnya tidak hadir. Untuk itu saya menyatakan minta maaf kepada Ketua MPR dan wartawan," kata Junimart Girsang, dalam dialog sesi pertama "Etika Politik" di Grand Angkasa Hotel, Medan Sumatera Utara, Jumat (8/7).
Junimart mengatakan, dalam konteks etika politik pula ketidakhadiran Gatot dalam acara ini jadi persoalan. Sebab, kata politikus PDIP itu, bukan kali ini saja Gatot yang sudah diundang ternyata tidak hadir tanpa alasan.
"Tidak dalam acara ini saja gubernur tidak datang. Pada undangan lainnya, juga sering tidak datang. Ini contoh etika politik yang tidak jalan," tegas anggota Komisi III DPR RI ini.
Sebagai putra Sumatera Utara, Junimart juga mengaku malu atas ketidakhadiran Gatot. "Saya malu karena gubernur tidak datang. Sebab kan saya yang jadi tuan rumah," pungkasnya.(fas/jpnn)
MEDAN - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara III, Junimart Girsang menyatakan permintaan maafnya kepada Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Advokat Pertanyakan Urgensi Hak Imunitas Jaksa: Lebih Baik Dihilangkan
- Brantas Abipraya Rampungkan Pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal Papua
- Ahli Hukum Sebut Vonis Banding untuk Harvey Moeis dan Helena Lim sebagai Putusan Sesat
- Jasaraharja Putera Catatkan Kinerja Positif, Pendapatan Premi & Laba Meningkat pada 2024
- Istana: Daripada Berutang, Lebih Baik Efisiensi
- Kuasa Hukum Harvey Moeis Buka Suara Soal Vonis Diperberat, Sebut Wafatnya Rule of Law