Politikus PKB: Semua Partai Bisa Keluar loh

jpnn.com, JAKARTA - Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin akan bertemu sekitar 50 kiai di Jakarta, 4 Agustus 2018. Pertemuan dengan kiai itu untuk menyatukan langkah Cak Imin yang selama ini mendapat mandat dari ulama menjadi calon presiden (capres) atau cawapres.
"Beliau-beliau ini ingin mendapat informasi lengkap menjelang pendaftaran," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Jazilul Fawaid di gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/8).
Ketua Fraksi PKB di MPR itu yakin Cak Imin pasti dipilih menjadi cawapres Jokowi. Namun, jika tidak dipilih, maka PKB dan Cak Imin akan bertanya lagi kepada para ulama. Termasuk apakah akan tetap berada di barisan pengusung Jokowi atau tidak.
"Kan mereka yang memberi mandat, apakah masih mau terus ke Pak Jokowi atau ke yang lain. Nanti kami tanya kepada ulama yang sudah melakukan survei langit," katanya.
Pada prinsipnya, ujar dia, di dalam sebuah koalisi harus tetap menghormati kedaulatan masing-masing partai.
Namun, kata dia, ulama juga punya opsi dan cara pandang tersendiri. "Ulama itu biasanya pakai survei langit. Membaca peluang sampai titik akhir," katanya.
Dia mengatakan bisa saja opsi yang muncul dari para ulama itu Cak Imin tetap ikut dalam kepemimpinan dengan menjadi capres atau cawapres. "Bersama yang paling kuat. Selama ini pilihan kami selalu yang menang," ujarnya.
Jika pada akhirnya Cak Imin gagal menjadi cawapres Jokowi, PKB akan menemui para ulama untuk meminta pendapat.
- Luncurkan Buku Manajemen Haji, Cak Imin Sampaikan Usulan Penting
- Gus Imin: Alumni Ponpes Lirboyo Harus jadi Ujung Tombak Perjuangan Aswaja
- Anwar Rachman: Gugatan Irsyad Yusuf terhadap Gus Muhaimin Ditolak
- Refleksi Imlek, Gus Imin: PKB Garda Terdepan Menjunjung Tinggi Toleransi
- Kuasa Hukum Gus Muhaimin: Semua Gugatan Ghufron Kandas
- 100 Tahun Al Falah Ploso: Gus Muhaimin Beruntung Dibimbing Kiai Nurul Huda Djazuli