Politikus PKS Bandingkan Pengamanan Natal dengan Insiden di Papua
jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera Aboebakar Alhabsy mengecam penyerangan terhadap para jemaah salat Idul Fitri dan pembakaran musala di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua, merupakan tindakan biadab dan terkutuk.
"Tindakan tersebut akan berpotensi menyulut konflik yang lebih besar," tegas anggota Komisi III DPR ini, Sabtu (18/7).
Terlihat, kata Aboebakar, aparat telah kecolongan karena tidak dapat mengidentifikasi tindakan penyerangan tersebut. Fungsi intelkam sepertinya tidak berjalan dengan baik, sehingga tidak ada antisipasi yang dipersiapkan.
Menurut dia, kurangnya pengamanan jangan sampai dilihat sebagai bentuk diskriminasi terhadap umat Islam. "Bila dibandingkan, untuk pengamanan natal aparat selalu all out, dengan ribuan personel dan persiapan intel yang mumpuni," kata dia.
Pada kejadian ini, lanjut Aboebakar, terlihat tidak ada proteksi yang dilakukan oleh aparat terhadap umat Islam yang akan menjalankan ibadah.
Seharusnya, tambah dia, negara selalu hadir dan memberikan perlindungan yang sama terhadap warga negara yang sedang menjalankan ibadahnya.
"Karena perlindungan terhadap kebebasan menjalankan agama adalah bagian dari amanat konstitusi kita," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk menghindari efek domino personel keamanan harus segera ditempatkan di lokasi kejadian. Apabila diperlukan polisi dapat meminta bantuan TNI untuk membantu pengamanan.
JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera Aboebakar Alhabsy mengecam penyerangan terhadap para jemaah salat Idul Fitri dan pembakaran musala
- Penyelundupan 19,8 Kg Sabu-Sabu dari Tawau Digagalkan, Bea Cukai Ungkap Kronologinya
- Pakar Apresiasi Andi Sudirman yang Berhasil Tangani 500 Kilometer Jalan di Sulsel
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada