Politisi Australia Mengatakan Presiden Putin Tidak Akan Mundur dari Ukraina

"Di tahun 2014 terjadi perang di Ukraina timur dan Presiden Putin dan pejabat Rusia bersikukuh bahwa separatis Ukraina itu independen tanpa campur tangan dari Rusia," tutur Julie yang kini menjabat sebagai Chancellor Universitas ANU Canberra.
"Tentu saja kami sama-sama paham hal itu tidak benar, Rusia terus membantah adanya tanggung jawab mereka dalam menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat MH17," jelasnya.
"Kami bicara soal Ukraina. Kami juga bicara soal penembakan MH17 dan kerusakan yang ditimbulkan oleh sikap mengacau dari Rusia," tambahnya.
"Saya ingatkan dia bahwa Rusia itu anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan memiliki tanggung jawab khusus untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional," kata Julie Bishop.
Dia menggambarkan Putin sebagai sosok dengan tekad yang kuat, tegas dan fokus, dan menegaskan kembali bahwa dia itu agen KGB yang terlatih.
"Orangnya sangat tegas, sangat tenang," kata Julie tentang Presiden Putin.
"Dia menatap saya. Matanya tak lepas dari wajah saya. Dia bahkan tak berkedip. Tidak sekali pun. Tapi dia menyampaikan ungkapan tidak setuju atas poin yang saya sampaikan dengan tenang, sopan, dan penuh hormat," tuturnya.
Tidak akan mundur
Menurut mantan Menteri Luar Negeri Australia ini, Presiden Putin tidak akan mundur dari invasinya ke Ukraina dan dia tidak melihat akhir yang jelas dari perang kecuali jika Ukraina setuju untuk tidak bergabung ke NATO.
Saat masih menjabat sebagai perdana menteri Australia di tahun 2014, Tony Abbott pernah sesumbar akan melakukan konfrontasi pada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait masalah penembakan pesawat Malaysia MH17 di atas wilayah Ukraina
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo