Politisi Australia Tuduh China Membully dalam Sengketa Laut China Selatan
"Australia harus mengizinkan kekuataan (militernya) untuk berlayar dan terbang di wilayah Laut China Selatan," tegasnya.
Senator Conroy mengatakan aksi-aksi yang melibatkan Angkatan Laut dan Angkatan Udara tidak boleh dikabarkan terlebih dahulu.
Peringatan terkait kemungkinan zona pertahanan udara
Filipina merayakan keputusan itu dengan berhati-hati, seraya menegaskan komitmen mereka pada "resolusi damai dan manajemen sengketa" di wilayah itu.
Sementara China menegaskan tidak akan menaati keputusan itu, dan Kementerian Luar Negeri menyatakan rakyat China memiliki sejarah selama 2000 tahun di Laut China Selatan. Dikatakan pula bahwa China telah mengumumkan apa yang disebut peta "nine-dash" (9 garis putus-putus) di tahun 1948.
Pakar hukum internasional dari ANU Professor Donald Rothwell memperingatkan sengketa ini berpotensi menyeret Australia ke dalam konflik dengan China.
Professor Rothwell mengatakan reaksi Pemerintah China atas keputusan itu "sengit", namun dia mengatakan sulit memperkirakan aksi apa yang akan dilakukan dalam jangka panjang.
"Tentunya ada beberapa skenario. Yang terburuk adalah reaksi China berupa deklarasi zona identifikasi pertahanan udara," kata Prof. Rothwell kepada ABC.
Juru bicara Partai Buruh Australia urusan Pertahanan Senator Stephen Conroy menuduh China melakukan bully terhadap negara lain terkait Laut China
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter