Politisi Golkar Nilai Menkeu Adu Domba Pusat dan Daerah
Senin, 06 Juni 2011 – 11:24 WIB
Dikemukakannya, dalam rapat terakhir dengan Komisi XI pada Rabu (1/6) Menkeu memang secara ekplisit mengungkapkan niatnya membawa persoalan pembelian saham 7 persen ke MK dan mempertanyakan kepemilikan 24 persen oleh Pemda Nusa Tenggara Barat (NTB).
Padahal, lanjutnya, substansi masalah adalah sumber pembelian 7 persen saham Newmont dengan dana Pusat Investasi Pemeritah (PIP) tanpa meminta persetujuan DPR. Itu telah melanggar UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU APBN. "Dana PIP diperuntukan bagi infrastruktur, bukan membeli saham," imbuhnya.
Pandangan senada dikemukakan anggota Komisi VII bidang energi DPR, Satya Wirayudha. Dia mengingatkan, jangan sampai sikap Menkeu yang ngotot membeli saham 7 persen itu menjadi akal-akalan Newmont, agar saham terbesar dapat dimiliki Newmont.
“Saya juga curiga, mengapa urusan 7 persen belum selesai, malah mau mengacak-acak 24 persen kepemilikan daerah. Jangan sampai langkah Menkeu ditunggangi kepentingan asing. Logikanya, jika 7 persen dimiliki Pemerintah Pusat, maka berarti komposisi saham milik Newmont yang terbesar.” ujarnya.
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Aziz menegaskan sikap Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo yang memengungkit kepemilikan
BERITA TERKAIT
- Beragam Produk Properti Berkualitas Hadir di Pameran Summarecon Expo 2024
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Dukung Industri dalam Negeri, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas PLB ke Perusahaan Ini
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini