Politisi Muda Lintas Partai Tolak Sistem Proporsional Tertutup
jpnn.com, JAKARTA - Politisi muda lintas partai menolak sistem pemilihan proporsional tertutup.
Penolakan itu disampaikan dalam diskusi bertajuk "Sistem Proporsional Tertutup: Anak Muda Terhambat Untuk Berkarya" yang dilaksanakan oleh Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Studio Cikajang, Jakarta, Jumat (13/1).
Wakil Ketua Umum PP AMPG, Adanti Pradipta mengatakan kelompok muda Partai Golkar memiliki perspektif yang bisa dipastikan mengarah kepada penolakan sistem proporsional tertutup.
"Kalau tertutup apa jaminannya perempuan akan dipilih menjadi wakil mereka? Makanya saya lebih memilih terbuka agara bisa mensosilisasikan diri kepada rakyat," kata Adanti.
Ketua DPP Barisan Muda (BM) PAN, Riyan Hidayat yang turut hadir dalam diskusi tersebut juga menolak sistem proporsional tertutup.
"Perdebatan hari ini bukan soal siapa yang diuntungkan, laki-laki atau perempuan. Namun, bagiamana meletakan bahwa kedaulatan itu milik rakyat," jelasnya.
Politisi dari Angkatan Muda Kabah (AMK) Khairany Soraya menjelaskan sistem proporsional tertutup hanya akan memindahkan permainan politik uang tidak lagi menyasar pemilih.
"Kalau menurut saya, seandainya sistem proporsional tertutup, itu jadinya akan ada politik uang internal. Misal, saya nyaleg, siapa yang kenal saya. Jadi, akan ada, (kasak-kusuk) di internal, 'Pak saya nomor urut berapa nih?'," tambah Soraya.
Politisi muda lintas partai sepakat menolak Pemilu 2024 menggunakan sistem proporsional tertutup
- Konfigurasi Politik Nasional Dinilai Tak Mendukung Sikap Polisi untuk Humanis
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Partisipasi Pilkada Jakarta Menurun, Pengamat Sebut Parpol Gagal