Politisi Selebriti, Fenomena dan Kontroversi
Minggu, 04 April 2010 – 07:31 WIB
Di luar jabatan eksekutif, nama-nama politisi selebriti bahkan jauh lebih banyak lagi. Ini bahkan sudah berlangsung cukup lama, makin marak setidaknya dalam dua kali pemilihan (lembaga) legislatif terdahulu. Mereka (para selebriti) itu berasal dari berbagai latar belakang profesi khusus, mulai dari pelawak alias komedian, model, aktor dan aktris, hingga penyanyi. Mereka kini cukup banyak duduk di bangku-bangku dewan perwakilan rakyat, baik di daerah-daerah maupun di pusat (DPR RI).
Apa yang tejadi, atau fenomena apa ini sebenarnya? Kalau di dunia politik praktis, mungkin jelas, ada alasan-alasan kuat terhadap berkembangnya hal itu. Sementara jika melihat pada perkembangan dunia global, sesungguhnya fenomena ini sendiri bukanlah hal baru, alias sudah berlangsung cukup lama. Puluhan tahun setidaknya. Maka, jika di luar sana diakui bahwa salah satu pendukungnya adalah sedemikian merasuknya budaya pop (pop culture) di tengah masyarakat yang notabene adalah pemilih (bagi para politisi), berarti di tanah air juga bisa dikatakan demikian.
Di luar negeri sana, bahkan jabatan politis yang sudah sempat disentuh oleh para selebritis tersebut tidak hanya sampai tingkat kepala daerah atau anggota lembaga legislatif. Namu malah sudah sampai ke posisi presiden. Sebutlah misalnya Joseph Estrada yang mantan aktor, di Filipina sana. Atau kalau mau merujuk ke negeri Paman Sam, mantan Presiden Ronald Reagan adalah juga salah seorang eks-aktor. Nama-nama lain (terutama di AS), sebut saja mulai dari Arnold Schwarzenegger, Shirley Temple Black, Sonny Bono, Clint Eastwood, Jerry Springer, hingga Jesse Ventura, atau sosok seperti Eva Peron di Argentina dan Amitabh Bachchan di India. Sementara soal latar belakang mereka, juga sangat variatif, mulai dari selebriti layar lebar, TV, panggung, musisi atau penyanyi, hingga olahragawan, bahkan yang 'lebih parah' daripada Jupe yakni bintang porno - Ilona Staller alias Cicciolina di parlemen Italia adalah satu contohnya.
Lantas jika demikian, apakah berarti fenomena ini sebenarnya merupakan satu hal yang wajar saja, kalau mau dihubungkan dengan perkembangan peradaban dunia? Barangkali bisa disebut begitu. Kendati sebenarnya di luar sana, sama seperti di Indonesia juga, dari dulu sampai sekarang masih saja ada perdebatan dan kontroversi mengenai itu. Ada yang cenderung pro atau membela, ada pula yang kontra alias menentang keberadaan mereka (para politisi selebriti). Yang menentang, tentu saja salah satu alasan utamanya adalah karena selebriti yang menjadi politisi pada dasarnya hanya (lebih) mengandalkan keunggulan fisik/penampilan mereka ketimbang pemkiran atau wawasan dan kemampuan politik.
POLITISI selebriti atau selebriti politisi, terserah mau pakai istilah yang mana. Yang jelas, ungkapan itu tampaknya bisa mewakili salah satu topik
BERITA TERKAIT
- Anak Nikita Mirzani Kabur dari Rumah Aman, Begini Kronologinya
- Baim Wong Ungkap Kerinduan kepada Sang Ayah
- Jalani Umrah Bareng Mahalini, Rizky Febian: Bismillah
- 3 Berita Artis Terheboh: Putri Nikita Mirzani Kabur, Film 1 Kakak 7 Ponakan Segera Tayang
- Lolly Sebut Nikita Mirzani Sebagai Ibu Durhaka, Waduh
- Putri Nikita Mirzani: Mohon Maaf, Saya Enggak Bangga Punya Ibu Kontroversial