Polri Anggap Menembak Pelaku Copet Jelang Asian Games Adalah Benar
Menjelang upacara pembukaan Asian Games hari Sabtu (18/8/2018) di Jakarta, Kepolisian Indonesia telah menembak mati setidaknya 15 pelaku kriminal dan melukai puluhan lainnya, dengan alasan untuk menumpas kejahatan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, para petugasnya telah menangkap "ribuan orang" dan menahan "ratusan orang" sebagai upaya menjamin keamanan para turis yang berkunjung selama pesta olahraga terbesar Asia berlangsung.
"Bulan lalu ... saya telah memerintahkan personil saya untuk membasmi semua jaringan copet dan penjambret tas, dengan dukungan Kepala TNI," katanya kepada wartawan akhir Juli lalu.
Kapolri tidak menyesal dengan langkah yang dilakukan, meski ada tuduhan kepolisian menggunakan kekuatan berlebihan untuk mengatasi jenis kejahatan yang dianggapp relatif kecil.
"Jika [pelaku kriminal] melawan, jangan ragu. Basmi mereka," katanya.
Amnesty Internasional pertanyakan tindakan Polri
Direktur eksekutif Amnesty International, Usman Hamid, mengatakan lembaganya telah menyoroti tren meningkatnya pihak kepolisian yang menggunakan kekuatan yang mematikan, dimana polisi menewaskan sedikitnya 77 penjahat jalanan sejak awal tahun 2018.
"Angka yang mengejutkan ini jelas menunjukkan penggunaan kekuatan yang tidak perlu dan berlebihan oleh pihak polisi, dan kekebalan hukum yang mencemari lembaga keamanan publik," kata Usman.
"Menjadi tuan rumah pesta olahraga internasional seharusnya tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia."
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat