Polri Gunakan Cara Baru Memburu Buronan
Menurut dia, data wajah itu dalam waktu yang singkat dicocokkan dengan semua foto DPO yang ada di bank data wajah di Bareskrim.
Pencocokannya itu hanya dalam hitungan detik, sehingga bila ada DPO diketahui tentu belum jauh lokasinya dari titik awal terekam.
”Saat itulah tinggal petugas yang akan bekerja menangkap DPO tersebut,” papar mantan Kapolda Sulawesi Tengah itu.
Selain dengan bank data wajah di Bareskrim, lanjut dia, teknologi tersebut juga akan terhubung dengan bank data e-KTP.
Dengan begitu, akan dengan mudah dikenali siapa saja yang terekam dalam kamera tersebut. ”Rencananya, kalau bisa tahun ini diterapkan,” tutur Ari Dono.
Dengan sistem tersebut, lanjut dia, maka hampir semua kasus akan terbantu. Dari kasus pidana umum hingga terorisme. ”Penegak hukum sangat memerlukannya,” terang jenderal berbintang tiga tersebut.
Namun, untuk awalan akan dilakukan pilot project di Bareskrim. Sehingga, sistem itu akan bisa mengenali siapa saja yang beraktivitas di Bareskrim.
”Baru kemudian secara bertahap ke semua ruang publik, seperti bandara, terminal dan stasiun,” terangnya.
Dengan sistem ini, ruang gerak buronan atau orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) bakal semakin sempit.
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- Pemerasan Penonton DWP, Polri Harus Periksa Pimpinan 18 Oknum Polisi
- Brigjen Mukti Juharsa: Fredy Pratama Pasti akan Kita Tangkap
- 18 Polisi Terduga Pemeras Penonton DWP Mencoreng Institusi, Kompolnas Minta Polri Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Ada Tuntutan Pemecatan, Honorer Non-Database BKN Minta Kesempatan Kedua