Polri 'Makan' Duit Freeport
LSM Nilai Ganggu Profesionalitas
Kamis, 27 Oktober 2011 – 04:48 WIB
Kepala Dewan Pengurus Kontras, Usman Hamid, tak seharusnya TNI dan Polri mendapat imbalan dari Freeport. Adanya balas jasa oleh perusahaan itu bisa mengakibatkan nasionalisme ganda bagi aparat. Di satu, pihak aparat melaksanakan perintah negara, namun di sisi lain aparat mendapat imbalan dari Freeport.
Baca Juga:
"Imbalan dari Freeport ini bisa mengakibatkan aparat tidak berpihak kepada rakyat Papua, tapi berpihak pada Freeport karena dibayar mereka," ujarnya saat dihubungi kemarin.
Padahal sebenarnya, PT Freeport sudah membayar sejumlah pajak yang seharusnya masuk ke pendapatan negara, pembangunan rakyat Papua dan biaya keamanan. "Kapolri harus menjelaskan apakah uang itu resmi atau tidak. Ini budaya yang tidak baik bagi profesionalisme polisi,"katanya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Indonesia Police Watch Neta Sanusi Pane. "Kalau polisi menerima dana dari perusahaan untuk mengamankan wilayahnya , mereka seakan bekerja untuk perusahaan itu. Ini sangat menganggu profesi mulia polisi,"katanya.
JAKARTA - Data yang dirilis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) soal anggaran pengamanan PT Freeport untuk Polri mengagetkan
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad