Poltak
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Tatanan yang egaliter dan demokratis ini mengalami distorsi selama Orde Lama. Presiden Soekarno menghidupkan kembali spirit feodalisme dengan menyebut dirinya ‘’Paduka Yangmulia Presiden Republik Indonesia’’, sebutan yang selama era feodal dipakai oleh raja-raja. Soekarno kemudian mengangkat diri menjadi presiden sumur hidup, sama dengan para raja feodal yang menjadi penguasa sepanjang hidupnya sampai mati.
Orde Baru muncul dan mengeklaim akan melakukan koreksi terhadap penyimpangan Orde Lama, tetapi yang terjadi kemudian tidak banyak berbeda. Feodalisasi selama Orde Baru dilakukan dengan menjadikan etnis Jawa sebagai konsep dominan. Presiden Soeharto memakai konsep kekuasaan Jawa untuk memperkuat legitimasi politiknya.
Soeharto menempatkan diri sebagai penguasa dan raja Jawa. Soeharto memakai filosofi kekuasaan Jawa dalam praktik politik praktis. Budaya Jawa menjadi budaya dominan yang dipaksakan dan diseragamkan di seluruh Indonesia.
Istilah-istilah Jawa dipakai di seluruh Indonesia tanpa memperhatikan lokalitas dan kearifan lokal. Nama bangunan seperti ‘’Graha Sabhaloka’’ dipakai di Jawa sampai ke Papua. Orang lokal tidak paham artinya, dan bahkan tidak bisa mengejanya dengan sempurna.
Orde Baru jatuh dan lahirlah Orde Reformasi. Keutuhan negara kesatuan sempat retak karena gejolak etnis di beberapa wilayah. Identitas etnis masih tetap hidup seperti api dalam sekam yang setiap saat bisa meledak menjadi kebakaran besar.
Bangsa Indonesia sudah menyepakati konsensus nasional dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar. Negara kesatuan sudah disepakati sebagai entitas yang menjadi rumah besar bagi semua etnis, budaya, adat istiadat, dan agama.
Memainkan isu-isu etnis dan isu primordial bisa mengancam fondasi utama bangsa dan bisa membuatnya ambruk. Tidak ada privilege bagi kelompok suku yang lebih besar dibanding kelompok etnis yang minoritas. Tidak ada privilege satu agama atas agama lainnya.
Poltak si Raja Minyak sudah punya pengalaman pribadi mengenai kebhinekaan dan sering menyuarakan jargon-jargon kebhinekaan dan kesatuan. Poltak harus berhenti mengolok-olok Anies Baswedan dengan memakai isu dan idiom etnis. (*)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Ruhut Sitompul, sering disebut sebagai si Poltak, sudah sangat dikenal sebagai bagian dari kubu yang berseberangan dengan Anies.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Kapolsek Dicopot setelah Viral 3 Oknum Polisi Aniaya Warga
- Jumlah Kendaraan di Kota Bandung saat Libur Natal Menurun
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- 5 Berita Terpopuler: Pendaftaran PPPK Bagi Honorer TMS Sudah Buka, tetapi Ribuan Orang Gagal Daftar
- Menyamar Jadi Pembeli, Polisi Tangkap Wiraswasta & Mahasiwa Pembawa 2,6 Kg Sabu-Sabu di Siak