Polusi di Riau Naik Lagi ke Level Bahaya
Kondisi Terburuk Pascakunjungan Presiden
Minggu, 30 Maret 2014 – 06:51 WIB

Polusi di Riau Naik Lagi ke Level Bahaya
Meski begitu, pihaknya mengklaim telah memadamkan sebagian titik api lewat darat dan udara. Pemadaman darat melibatkan personel TNI, Polri, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran, dan satuan lain, termasuk beberapa perusahaan perkebunan. "Kami melibatkan lebih dari 2.000 personel dalam operasi pemadaman darat," ujarnya kemarin.
Sedangkan, dari udara, operasi hujan buatan kemarin berhasil menurunkan hujan di sejumlah wilayah. Yakni, Pekanbaru, Bangkinang, Kampar, Pasir Pangarayan (Rohil), Sedinginan (Rohul), Dumai, dan Tembilahan (Inhil). Seharian kemarin, tim darat dan udara memadamkan sekitar 52 titik api.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ketersediaan awan menjadi faktor penentu keberhasilan hujan buatan. Berapapun banyaknya garam yang siap disemai, jika tidak tersedia awan di langit Riau, maka operasi hujan buatan tetap tidak bisa dilakukan.
Menurut Sutopo, Awan yang layak disemai adalah awan-awan rendah jenis Cummulus yang bentuknya menggumpal seperti bunga kol. "Bahkan, jika ada awan Comulonimbus (Cb) maka awan ini yang disemai," tuturnya. Awan Cb merupakan incaran pesawat-pesawat TMC karena bisa menghasilkan hujan lebat.
PEKANBARU - Kondisi cuaca yang fluktuatif membuat kebakaran lahan dan hutan di kawasan Riau belum juga tuntas. Saat ini, di beberapa tempat kondisi
BERITA TERKAIT
- Berkunjung ke Blok M, Rano Karno Kaget
- Profil Tony Blair, Mantan PM Inggris yang Jadi Dewas Danantara
- Driver Ojol Minta Bantuan Hari Raya, Modantara Berkomentar Begini
- Dirjen Bina Adwil Beri Pembekalan Retret Kepala Daerah di Magelang
- Komitmen untuk Lingkungan Keberlanjutan, Pertamina Meraih Penghargaan PROPER dari KLH
- Beragam Kelenturan Kebijakan Seleksi PPPK 2024, Honorer Jangan Lagi Dikorbankan