Polusi Udara Bisa Menyebabkan Stroke?
jpnn.com - Stroke merupakan penyakit tidak menular yang hingga saat ini masih menduduki peringkat atas sebagai pembunuh di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan menyebut, tingkat kejadian stroke naik cukup signifikan, dari 7 persen menjadi 10,9 persen.
Lalu benarkah penyakit stroke juga berhubungan dengan polusi udara?
Anda tentu tahu bahwa stroke berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang dilakukan setiap hari. Di luar itu, ternyata ada pula hal lain yang turut berperan pada terjadinya stroke, yaitu polusi udara!
Polusi udara dan stroke
Polusi dan kontaminasi udara telah lama diketahui dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada kesehatan pernapasan. Namun, melansir Verywell Health, partikel berbahaya di udara yang Anda hirup ternyata juga terbukti berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke.
Para pakar kesehatan dari berbagai negara di dunia telah meneliti dampak polusi udara terhadap stroke dan hasilnya mengejutkan. Sebuah artikel ilmiah baru-baru ini yang diterbitkan dalam edisi September 2014 di Sao Paulo Medical Journal melaporkan adanya hubungan antara stroke dan polusi udara di São Paulo. Menariknya, São Paulo adalah sebuah kota di Brasil dengan polusi udara yang rendah.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa paparan partikel dan polutan udara sulfur dioksida meningkatkan risiko kematian akibat stroke sebesar 7 hingga 10 persen. Temuan ini diperkuat dengan sebuah investigasi yang dilakukan di Taiwan yang menyebut bahwa tingkat partikel halus yang tinggi di udara berhubungan dengan peningkatan jumlah rawat inap untuk stroke perdarahan (hemoragik). Ini adalah kondisi ketika pembuluh darah ke otak pecah, sehingga aliran darah ke sel-sel di dalam otak berkurang secara mendadak.
Lebih lanjut, sebuah analisis yang dilakukan di London berusaha untuk membedakan jenis stroke spesifik yang terkait dengan paparan oksida nitrat dan partikel yang ada di polusi udara. Studi ini mendapatkan hasil bahwa jenis stroke yang lebih mungkin terjadi akibat polusi udara adalah tingkat rendah hingga menengah.
Stroke berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang dilakukan setiap hari.
- Tantangan Baru Gubernur Jakarta Terpilih Menangani Polusi Udara
- MANN+HUMMEL Gandeng B-Quik Ramaikan Pasar Otomotif Nasional
- Menenun Asa di Langit Biru: Merajut Masa Depan dengan Udara Bersih
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Jangkau Masyarakat Pinggiran, Fisiohome Beri Layanan Gratis di Rusunawa Sumur Welut
- Waspadai Penyakit Strok dan Penanganannya