Polusi Udara Jakarta Kian Parah, Ini yang Dialami Jurnalis ABC

Pada tahun pertama saya tinggal di kota besar yang macet ini, saya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan polusi udara. Tapi bayi saya mulai menderita batuk-batuk.
Keluargaku baru saja tiba dari sebuah negara dengan udara bersih dan segar. Paru-paru kami pun penuh udara semacam itu.
Tatkala pesawat kami mulai menurun dari cakrawala dengan langit biru menuju selimut asap tebal berwarna coklat, tadinya saya mengira ada kebakaran.
Namun memang begitulah udara Jakarta selama ini.

Dua hari kemudian, bayi laki-laki kami itu mulai terbangun tengah malam karena batuk. Sebenarnya ini yang biasa saja dialami anak berusia 15 bulan.
Itu terjadi sekitar enam minggu lalu.
Tapi hampir setiap malam sejak itu, kami selalu terbangun tengah malam, biasanya selama beberapa jam, dan mencoba menenangkannya, memberinya air, atau apa saja untuk meringankan batuknya.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya