Polusi Udara Jakarta Kian Parah, Ini yang Dialami Jurnalis ABC
Anehnya, polutan paling berbahaya, yang dikenal sebagai PM 2,5 yaitu partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikron, atau sekitar 25 kali lebih tipis dari rambut manusia, justru terdeteksi melonjak di saat periode tenang.
Photo: Warga Jakarta kini terbiasa mengenakan masker, menghindari kegiatan di luar ruang dan lebih memilih berada di dalam gedung. (Reuters: Willy Kurniawan)
Jakarta biasanya menikmati langit biru di hari-hari sekitar lebaran ketika jutaan orang meninggalkan kota ini untuk mudik. Tapi tahun ini berbeda.
Bulan lalu, Jakarta beberapa kali mengalami tingkat polusi udara tertinggi justru di Minggu pagi, ketika ramai digelar kegiatan car-free day yang melarang kendaraan bermotor di kawasan tertentu.
"Data meningkat mulai dari jam 12:00 malam sampai jam 9 pagi," ujar Bondan Andriyanu dari Greenpeace Indonesia, yang aktif memantau tingkat polutan PM 2,5.
External Link: @iamsoftanimal Jakarta’s air from my airplane view. 12.45 PM, July 29 2019
"Ini jadi bukti bahwa ketika kita bicara sumber polusi udara, bukan hanya berasal dari transportasi," kata Bondan.
Data resmi menunjukkan bahwa transportasi menyebabkan 75 persen polusi udara di Jakarta. Tapi itu data yang diterbitkan pada tahun 2012.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan