'Pondok Indah' Golput, 'Pondok Derita' Jual Suara

'Pondok Indah' Golput, 'Pondok Derita' Jual Suara
'Pondok Indah' Golput, 'Pondok Derita' Jual Suara
"Kelas menengah itu bisa diatas 90 persen akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mereka datang dengan pencermatan program. Tidak hanya itu kelas ini juga melakukan pelacakan terhadap kandidat misalkan, sepak terjangnya, korupsinya atau rekam jejaknya," papar Thamrin.

Kategori ketiga yakni pemilih dari kalangan masyarakat miskin yang disebut kelas "Pondok Derita". Pemilih kategori ini rentan menjadi target politik uang. Menurut Thamrin, pemilih model ini rela memberikan hak suaranya kepada pihak yang menjanjikan imbalan uang.

"Nah kalau kelas Pondok derita, ini dia lihat pragmatis saja. Kalau orang kasih duit dia ikut. Tidak ada itu perhitungan program, tidak ngerti dia," ujar Thamrin.

Lebih lanjut, Thamrin memaparkan bahwa sistem pemilu di Indonesia cenderung membuat pemilih menjadi apatis karena tidak adanya kewajiban untuk memilih. Berbeda dengan di Australia, dimana pemilih yang tidak memberikan hak suaranya bisa dikenakan sanksi pidana.

JAKARTA-Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola menyebut tiga kategori pemilih dalam pilkada DKI Jakarta 2012. Thamrin mengkategorikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News