Pondok Pesantren Khusus Anak TKI di Pulau Sebatik
Paling Sulit Ajari Lagu Indonesia Raya
Kamis, 07 Oktober 2010 – 12:21 WIB
Sebenarnya Ponpes Mutiara Bangsa sanggup menampung 120 santri. Karena itu, para pengurus pesantren maupun yayasan terus mencari anak-anak TKI Tawau untuk bersedia masuk pesantren. Selain itu, pihak yayasan melakukan pembenahan di sana-sini untuk melengkapi kompleks pesantren tersebut. Misalnya, mengadakan masjid.
"Masjid akan kami bangun di lahan yang masih kosong. Selama ini, untuk keperluan ibadah bersama, kami menggunakan ruang-ruang kosong," ujarnya.
Muhammad Zainal Abidin, salah seorang santri, mengaku sangat senang bisa menempuh pendidikan di pondok itu. Dia menceritakan, sebenarnya dirinya sudah menempuh pendidikan setingkat SD di Tawau. Saat itu Abidin masih mengikuti orang tuanya yang bekerja di negeri jiran sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit.
"Tapi, di sana saya tidak mendapat ijazah dari pemerintah Malaysia ketika lulus SD," paparnya.
Itu sebabnya, ketika ada saudaranya mengajak sekolah lagi di Sebatik, Abidin langsung mau. Apalagi, dia tidak perlu mengikuti pendidikan SD lagi. Di Pondok Mutiara Bangsa dia langsung bisa menempuh pendidikan di kelas I SMP. "Saya sekarang sudah kelas II SMP. Saya senang karena ijazahnya nanti resmi," kata remaja 15 tahun tersebut.
Di Pulau Sebatik terdapat pondok pesantren yang menampung anak-anak TKI (tenaga kerja Indonesia) yang telantar. Berikut laporan wartawan Jawa Pos
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408