Ponsel untuk TKI Bukanlah Solusi
Tim Gabungan Tak Kunjung Berangkat
Minggu, 21 November 2010 – 06:16 WIB
SOLUSI yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membagikan Handphone kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tempatan dinilai tidak relevan. Telepon genggam yang diharapkan memudahkan pelaporan kasus penyiksaan buruh migrant kepada pihak berwenang bukanlah solusi yang bersifat permanent dan efektif. Wacana pembagian handphone kepada TKI adalah bentuk kesengajaan pemerintah mengalihkan persoalan penyiksaan yang dialami Sumiati dan Kikim Komalasari di Arab Saudi. Anis yakin telepon genggam TKI hanya akan berakhir di brankas majikan. "Paspor saja banyak yang dipegang majikan, apalagi handphone," ujar dia.
"Persoalan perlindungan warga negara persoalan HAM dan persoalan diplomatik politik, bukan dengan wacana-wacana pemberian alat komunikasi," kata Direktur Eksekutif Migrant Care. Anis Hidayah dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (20/11) kemarin.
Baca Juga:
Menurut Anis, selama 11 bulan di tahun 2010 tercatat ada 5.636 orang TKI di Arab Saudi yang mengalami kasus serius. Selain tindak kekerasan, mereka juga mayoritas menjadi korban kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual. "Itu yang terpantau kemungkinan yang lain belum," ujarnya.
Baca Juga:
SOLUSI yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membagikan Handphone kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara tempatan
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan