Ponte JK, Jembatan Terindah di Dunia yang Tak Lagi Ramah

Penerangan Minim, Banyak Coretan Tangan Usil

Ponte JK, Jembatan Terindah di Dunia yang Tak Lagi Ramah
Jembatan Ponte JK di kala malam. Foto: flickr.com
Kafe yang dipilih Adenida dan teman-temannya berada di paling ujung dekat jembatan. Di seberang kafe terdapat taman gazebo dengan dilengkapi area bermain anak yang semua terbuat dari kayu. Mulai ayunan, perosotan, hingga rumah-rumahan yang disusun seperti kereta api. 


Kafe tempat nongkrong Adenida cs yang paling ramai pengunjung saat itu. Deretan mobil maupun sepeda motor di depan kafe diparkir mengular. Selain -mungkin- lokasinya paling dekat dengan jembatan, pemilik kafe menyediakan kursi-kursi bersantai di bagian depan atau teras. ''Kafe ini memang ramai, khususnya ketika jam makan siang begini,'' kata Adenida yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi Brasilia itu. 


"Dulu kafe ini banyak didatangi turis yang ingin melihat jembatan (Ponte JK). Sekarang, kecuali Anda, hanya orang-orang sini,'' sahut Giorgio do Averio, manajer Com Ale. 


Ponte JK sebenarnya salah satu destinasi wisata yang sayang dilewatkan ketika berkunjung ke Brasilia. Apalagi, memang disediakan area untuk pejalan kaki (sekaligus untuk bersepeda dan skater) yang mengapit dua ruas jalan (masing-masing terdiri atas tiga lajur). Lebarnya 1,5 meter sepanjang 720 meter. Sedangkan panjang dan lebar ruas jalan jembatan karya Alexandre Chan tersebut adalah 1.200 meter dan 24 meter. 


Tapi, turis memang punya alasan enggan mampir ke jembatan yang saat direkonstruksi dibutuhkan jasa 12 penyelam profesional untuk mengeksplorasi kedalaman air hingga 48 meter itu. Di antaranya, banyak lampu penerangan area pejalan kaki rusak. 




Begitu diresmikan pada 15 Desember 2002, Ponte Juscelino Kubitschek atau yang lebih dikenal dengan nama Ponte JK langsung menjadi ikon modern

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News