Popularitas Obama Naik, Harga Minyak Turun
Selasa, 03 Mei 2011 – 10:44 WIB
KALAU pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dihelat hari ini, bisa dipastikan Barack Obama bakal melenggang menuju masa jabatan kedua tanpa pesaing. Semua gara-gara keberhasilan tim pasukan khusus AS menewaskan Osama bin Laden di Abbotabad, Pakistan, Minggu malam (1/5) waktu setempat. Masih pada bulan lalu, jajak pendapat lainnya oleh Rasmussen memperlihatkan, 49 persen responden tidak setuju dengan kepemimpinan Obama. Itu merupakan angka terendah sejak ayah dua anak tersebut menjabat.
Kematian Osama itu memang sungguh datang pada saat yang tepat bagi Obama. Yaitu, saat popularitasnya anjlok dan dianggap sebagai pemimpin militer yang lemah. Belum lagi tuduhan pemalsuan sertifikat kelahiran yang diembuskan pengusaha ternama yang berambisi maju dalam Pilpres AS 2012, Donald Trump.
Baca Juga:
Bulan lalu, menurut polling yang dihelat Reuters/Ipsos sebagaimana dikutip The Guardian, hanya 17 persen warga AS yang menganggap pria berdarah Kenya itu sebagai pemimpin yang kuat. Sebanyak 48 persen lainnya menyebut Obama sebagai pemimpin yang terlalu berhati-hati dan 36 persen lainnya mengasumsikan dia sebagai pemimpin yang tak bisa mengambil keputusan.
Baca Juga:
KALAU pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dihelat hari ini, bisa dipastikan Barack Obama bakal melenggang menuju masa jabatan kedua tanpa pesaing.
BERITA TERKAIT
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas