Populasi Orangutan Tinggal 50 Ribu Ekor
Rabu, 16 November 2011 – 10:45 WIB
JAKARTA--Kabar terjadinya pembantaian Orangutan di Kalimantan terus mendapat sorotan. Kemarin (15/11), Centre of Orangutan Protection (COP) mendesak pemerintah segera menindak pelaku kekerasan dan pembunuhan terhadap binatang langka itu. Aksi tersebut juga menyindir pelaku kekerasan terhadap hewan tidak pernah dibawa ke meja hijau. Bukti nyata adalah, pembantaian yang terjadi di Kalimantan seperti dibiarkan. Pemerintah tidak terlihat serius untuk melakukan pengusutan terhadap pelaku penganiayaan terhadap Orangutan. Rancangan di atas kertas mengenai perlindungan terhadap orangutan seperti rehabilitasi, pelepasan ke habitat asli, dan yang lainnya disebutnya belum ada tindakan nyata.
Demo yang berlangsung pukul 10.00 wib di Istana Presiden tersebut dilakukan dengan menggunakan kostum Orangutan dan Hanoman. Sebagai simbol bahwa hewan primata tersebut sedang membutuhkan bantuan pemimpin negara. Maklum, menurut COP, akar dari pembantaian hewan tersebut dari perusahaan Malaysia.
Baca Juga:
Koordinator kampanye COP Daniek Hendarto menyindir keseriusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melindungi Orangutan. Padahal, saat Konferensi United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) di Bali 10 November 2007 silam, presiden menyatakan keseriusannya. "Tapi, itu tidak terbukti," ujarnya saat demo kemarin.
Baca Juga:
JAKARTA--Kabar terjadinya pembantaian Orangutan di Kalimantan terus mendapat sorotan. Kemarin (15/11), Centre of Orangutan Protection (COP) mendesak
BERITA TERKAIT
- PP Hima Persis Dukung Pidato Presiden Prabowo di KTT D-8 Perihal Solusi untuk Kemerdekaan Palestina
- BPBD Berjibaku Evakuasi Warga Korban Banjir Sejumlah Desa di Jember
- Seorang Anggota KKB Ditembak Mati, Iptu Tomi Tergelincir dan Hanyut
- Gerak Cepat, Kemensos Salurkan Bantuan Korban Banjir Makassar
- Kritikus Seni Ungkap Lukisan Yos Suprapto Sempat Dilihat Kurator dan Tak Dipermasalahkan
- ASDP Beri Kejutan Manis Bagi Para Ibu di atas KMP Sebuku