Populasi Serangga Dunia Menurun, Apa Dampaknya Bagi Perkebunan?
Selama 26 tahun terakhir, James Sweetapple sudah memperkenalkan lebih dari 700.000 serangga ke perkebunan anggurnya, yang tujuannya untuk memperbaiki lingkungan dan mengurangi pestisida dan bahan-bahan lain yang menggandung kimia.
Saat ini serangga di Australia menghadapi "kiamat" karena populasinya menurun hingga 2,5 persen per tahun.
Dengan mempromosikan serangga pemangsa, seperti kepik dan jenis 'lacewings', James mengatakan sudah tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimia di kebun anggurnya dekat Orange, New South Wales.
"Ini semua adalah tentang keseimbangan. Jika kita menggunakan pestisida, maka kita akan membunuh semua, baik serangga yang buruk maupun yang baik ... jadi jika mempermainkan ekosistem, kita juga yang akan mengalami bencana," katanya.
Dengan menggembalikan serangga ke kebun anggurnya, James mengatakan ia sudah menghemat "waktu dan uang."
"Kita tidak perlu membeli [kandungan kimia dalam] drum, kaleng, atau botol. Tidak perlu mencampurnya ke dalam tong semprot, mengenakan pakaian pelindung, dan mengemudikan traktor naik turun."
Melindungi anggur dan serangga
Tanaman jenis 'wattle' dan 'rosemary' adalah habitat penting untuk mendatangkan serangga yang bermanfaat.
Dengan menanam lebih dari 2.000 tanaman asli tersebut, James mengatakan sudah melindungi perkebunan anggur dari hama, seperti ngengat.
Populasi serangga di dunia sudah menurun hingga 41 persen dalam 40 tahun terakhir
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh