Populasi Terancam, China Susun Strategii Baru untuk Genjot Angka Kelahiran
jpnn.com, BEIJING - Pemerintah China bertekad menggenjot angka kelahiran negara dengan populasi terbanyak di dunia tersebut.
Menurut Presiden Xi Jinping, kebijakan baru akan diberlakukan untuk mencapai target ini.
"Kami akan menetapkan sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi," kata Xi kepada sekitar 2.300 delegasi dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis di Beijing.
China saat ini memiliki populasi 1,4 miliar jiwa. Namun, angka kelahiran di Negeri Tirai Bambu itu terus turun, dengan tahun ini jadi yang terendah.
Situasi ini dikhawatirkan bakal berdampak sangat buruk bagi ekonomi China di masa mendatang.
China memberlakukan kebijakan satu anak cukup demi menekan laju pertumbuhan populasi dari 1980 hingga 2015. Pembatasan itu dilonggarkan menjadi tiga anak setelah pemerintah menyadari bahwa negara tersebut berada di ambang penurunan demografis.
Tingkat kesuburan China berada di angka 1,16 pada 2021, jauh di bawah standar 2,1 yang ditetapkan OECD.
Selama sekitar satu tahun terakhir, pihak berwenang telah memperkenalkan langkah-langkah seperti pengurangan pajak, cuti hamil yang lebih lama, asuransi kesehatan yang ditingkatkan, subsidi perumahan, uang tambahan untuk anak ketiga dan tindakan keras terhadap les privat yang mahal.
Menurut Presiden China Xi Jinping, kebijakan baru akan diberlakukan untuk mengenjot angka kelahiran
- Italia Tutup Akses AI DeepSeek Buatan China, Takut Kebobolan?
- Dubes Lutong: Arahan Presiden Prabowo Bikin Indonesia-China Makin Mesra
- Pameran Film Tiongkok 2025 Sukses Digelar, Mempererat 75 Tahun Hubungan Diplomatik
- Hebat, Ekonomi China Tumbuh 5,4 Persen di Penghujung 2024
- China Serukan Pelestarian Asian Value demi Laju Pembangunan
- Xi Jinping & Trump Ingin Mereset Hubungan Amerika-China