Popzzle, Grup Musik Dewasa yang Menjaga Kemurnian Musik Anak - Anak
Selain Bersuara Merdu, Harus Bisa Mendongeng
Dari penelitian yang mereka ketahui, anak-anak lebih gampang diajar oleh orang dewasa daripada anak seusianya. "Dari situ akhirnya dibukalah audisi. Penyebaran informasinya lebih banyak memanfaatkan media sosial," ujarnya.
Tak disangka, banyak yang meminati audisi tersebut. Beberapa peserta audisi bahkan tidak tahu bahwa mereka akan dipilih sebagai anggota grup musik yang menyanyikan lagu-lagu anak. Itu pula yang dialami Andra Karna, satu dari empat personel Popzzle.
"Awalnya saya tidak tahu jika audisi pop grup ini untuk menyanyikan lagu anak," kata lelaki kelahiran 23 Mei 1989 itu. Siang itu (15/1) Andra berkumpul bersama personel Popzzle lainnya di kedai kopi di sebuah mal kawasan Sudirman.
Lelaki 24 tahun itu baru tahu proyek tersebut untuk menghibur anak-anak ketika masuk ke ruang audisi. "Salah satu audisinya, ya menghibur anak-anak di ruangan itu. Jadi, ya salah satu jurinya anak-anak itu sendiri," katanya, lantas terkekeh.
Selain Andra, personel Popzzle adalah Ian Saybani, 23; Natalie 22, dan Sarah Jane, 25. Mereka terpilih bukan karena vokalnya yang bagus, tapi juga dianggap memiliki ketertarikan tinggi terhadap dunia anak-anak. Mereka kemudian digembleng secara khusus agar memiliki kemampuan lebih ketika tampil di hadapan anak-anak.
Ian mengatakan, pengemblengan itu dalam bentuk workshop hingga beberapa minggu. Bukan hanya vokal yang dilatih, tapi juga public speaking untuk mengarahkan anak-anak hingga mendongeng atau story telling.
"Dalam setiap tampil, kami tak hanya bernyanyi, tapi berusaha berinteraksi sedekat mungkin. Termasuk membawakan dongeng untuk mereka," kata alumnus Fakultas Komunikasi Universitas Moestopo, Jakarta, itu.
Natalie menambahkan, kali pertama tampil di hadapan anak-anak rasa canggung itu tetap ada. Lebih-lebih ketika audiens mulai cuek dan tidak merasa tertarik dengan cara menghibur Poppzle.
Hiburan untuk anak-anak semakin tercemari konten dewasa. Tak hanya prihatin, Renny Siregar dan Willy Priyoko memilih beraksi dengan membentuk grup
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala