Porang Hidup

Oleh: Dahlan Iskan

Porang Hidup
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - TIDAK ada kabar apa-apa tentang porang. Berarti harganya lagi baik.

Tidak terdengar lagi ada keluhan dari para petani porang: soal harga yang merosot.

Boleh dikata sekarang ini bahkan terjadi krisis porang. Pabrik-pabrik tepung porang banyak yang berhenti produksi: kekurangan bahan baku.

Baca Juga:

Harga porang yang sempat jatuh ke Rp 3.000/kg kini mencapai Rp 12.500/kg. Itu pun barangnya sulit didapat.

"Saya harus kirim tim sampai NTB dan NTT. Cari porang sampai di sana. Agar pabrik saya tidak berhenti," ujar Sutrisno Lutfia, anak muda yang all out terjun ke pertanian dan industri porang.

Sutrisno punya pabrik tepung porang. Di Ponorogo. Masih tergolong baru. Belum tiga tahun. Hasilnya diekspor ke Tiongkok.

Baca Juga:

Tepung porang banyak dipakai untuk campuran makanan, kue dan obat, serta kosmetik.

Dan juga untuk dijual dalam bentuk beras: beras porang. Atau mie. Mie porang. Lebih sehat. Terutama bagi yang tidak mau makan nasi.

Maka terjadilah apa yang harus terjadi: pabrik kekurangan bahan baku porang. Harga melambung. Begitulah hidup. Semua ingin cari hidup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News