Porang Porong

Oleh: Dahlan Iskan

Porang Porong
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

jpnn.com - Porang lah yang membawa Mr Masaharu Ishii pindah ke Surabaya. Sebagai bekas tentara Jepang yang jadi WNI di Medan, Ishii dianggap punya network di Indonesia.

Karena itu, ketika Jepang memerlukan bahan baku dari Indonesia, Ishii dihubungi. Ishii diminta mencarikan umbi porang dari Indonesia.

Di Jepang literatur tentang porang sudah banyak. Porang juga tumbuh di Jepang. Dengan susah payah. Di musim salju umbi porang itu diungsikan dulu ke gudang. Kalau musim salju selesai umbi tersebut ditanam lagi.

Baca Juga:

Bukan hanya tanaman, bahkan di Jepang sudah ada profesor ahli porang. Profesor itulah yang mengatakan, berdasar literatur, tanaman porang banyak didapat di Jawa Timur. Maka Ishii diminta pindah dari Medan ke Surabaya.

Itu masih tahun 1950-an. Saya baru saja lahir. Yanto masih bayi ketika diajak pindah ke Surabaya.

Waktu itu kota Surabaya masih lebih terkenal dibanding Jakarta –sebagai kota dagang. Maka Ishii diangkat menjadi perwakilan dagang Jepang di Indonesia –dengan kantor di Surabaya.

Beberapa waktu kemudian delegasi dagang Jepang ke Surabaya. Salah satunya adalah profesor ahli porang tersebut. Mereka keliling daerah-daerah Jawa Timur untuk mencari di mana ada tanaman porang.

Zaman itu porang dianggap sebagai tanaman liar. Tanaman pengganggu.

Zaman itu porang dianggap sebagai tanaman liar. Tanaman pengganggu. Petani membuang-buang ubi porang agar jangan mengganggu tanaman lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News