Poros Ketiga Sulit Terwujud di 2024, Begini Alasannya
“Tanpa mengecilkan tokoh dari PKB dan PKS, masih sulit membayangkan ketiga tokoh ini tergabung dalam satu poros dan dikomandoi oleh salah satu dari ketiga tokoh tersebut,” tutur Ade.
Alasan lainnya ialah belum tuntas penentuan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung karena partai-partai politik yang disebut sebagai sisa dunia itu saling mendorong tokoh dari masing-masing internal partai.
Sebab, Partai Gerindra mendorong Prabowo sebagai capres sementara Partai NasDem memiliki tiga kandidat untuk diusung sebagai capres, yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Andika Perkasa.
“Demokrat mengusung Mas AHY minimal cawapres dan PKB mengusung Muhaimin Iskandar minimal jadi cawapres,” lanjut Ade.
Dengan begitu, dia menilai sulit untuk memprediksi pasangan capres dan cawapres yang akan diusung partai-partai sisa dunia.
Ade menjelaskan alasan lain sulit terbentuknya poros ketiga ialah kemungkinan partai-partai sisa dunia bergabung ke poros lain.
Menurutnya, PKB dan Partai Gerindra masih memungkinkan untuk berkoalisi dengan poros PDIP sementara Partai Demokrat dan PKS bisa bergabung dengan KIB.
Melihat jumlah kursi Partai Gerindra di parlemen, LSI Denny JA menyebut partai tersebut berada di atas angin dengan 78 kursi atau 13,57 persen.
LSI Denny JA menyebut poros ketiga di luar PDIP dan KIB sulit terealisasi pada Pilpres 2024.
- Pilkada Kabupaten Bandung: Elektabilitas Dadang–Ali Unggul Jauh dari Sahrul-Gun Gun
- Survei LSI: Jelang Pilwalkot Pontianak, Petahana Kokoh di Angka 72,7 Persen
- Survei LSI Denny JA: Duet SEHATI di Makassar Berpotensi Tumbangkan MULIA
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada