Porsi Lokal Ciut, Asing Meningkat

Porsi Lokal Ciut, Asing Meningkat
Porsi Lokal Ciut, Asing Meningkat
Dia mencontohkan, ada saham A yang sebenarnya sudah terdiskon besar. Namun, investor domestik tidak berani mengoleksi. Baru setelah investor asing masuk, dan harga naik pelan, investor lokal ikut-ikutan. Artinya, investor lokal membeli saham tersebut di harga yang lebih tinggi, kendati memang masih dalam kategori murah. "Akhirnya, keuntungan terbesar tetap berada di investor asing," kata Erry.

Hal itu, sambung dia, mesti dijadikan pelajaran bersama. Semestinya investor lokal berani memanfaatkan momentum tanpa harus menunggu aksi investor asing yang masih dianggap sebagai penentu gerak pasar. Dia mengatakan, ke depan pihaknya akan berupaya meningkatkan partisipasi investor domestik. Antara lain lewat pembentukan Pusat Informasi Pasar Modal di sejumlah kota dan investor gathering dengan investor daerah.

Sementara untuk kepemilikan obligasi korporasi, investor lokal yang lebih mendominasi. Investor lokal memiliki aset obligasi korporasi hingga Rp 67,74 triliun (96 persen). Sementara investor asing hanya memiliki aset obligasi korporasi sebesar Rp 2,71 triliun atau 4 persen. "Dalam hal obligasi korporasi, kepemilikan investor lokal naik satu persen menjadi 96 persen. Sedangkan kepemilikan investor asing turun satu persen menjadi empat persen," ujar Ananta. (eri)

Komposisi Kepemilikan Saham

     Periode            Investor Asing                  Investor Lokal            Persentase

JAKARTA - Terdiskonnya harga saham hingga berada di bawah harga wajarnya ternyata tidak memancing gairah investor lokal untuk mengoleksi saham. Justru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News