Porsi RAPBN 2012 Dinilai Menyesatkan

Porsi RAPBN 2012 Dinilai Menyesatkan
Porsi RAPBN 2012 Dinilai Menyesatkan
Dengan begitu, menurut Revrisond, tidak ada relevansi langsung antara anggaran negara dengan pertumbuhan ekonomi, turunnya angka pengangguran, ataupun terbukanya lapangan kerja sebagaimana yang diklaim pemerintah. "Semua itu bukan karena intervensi pemerintah, melainkan karena rakyat mencari caranya sendiri untuk keluar dari kemiskinan. Volume APBN yang besar (ini) menyesatkan, bila diklaim akan membawa dampak ekonomi yang besar," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh pengamat ekonomi Iman Sugema. Menurutnya, dalam hal porsi APBN, meskipun volumenya meningkat, namun bukan berarti kualitasnya juga akan meningkat. "Nyaris tidak ada hal baru yang menarik dari pidato Presiden tentang RAPBN. Itu semua angka-angka lama dan tidak ada yang signifikan. Anggaran memang besar, tapi kualitasnya belum tentu," ucapnya.

Hal ini menurut Iman, bisa dilihat dari masih besarnya belanja pegawai daripada belanja modal, masih banyaknya persoalan secara riil di tengah masyarakat misalnya kenaikan harga pangan, atau masih adanya defisit yang cukup besar yakni 1,5 persen di 2012.

"Sebenarnya defisit ini bukanlah suatu hal yang membahayakan. Tapi kualitas defisit ini buat apa? Kalau tidak perlu defisit, mengapa kita harus paksakan defisit? Itu uangnya buat apa? Lebih baik maksimalkan pendapatan negara," ujar Iman. (afz/jpnn)

JAKARTA - Tahun 2012 mendatang, pemerintah menargetkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1.292,9 triliun. Jumlah ini naik sebesar Rp 123,0 triliun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News