Porsi RAPBN 2012 Dinilai Menyesatkan
Selasa, 16 Agustus 2011 – 20:36 WIB
Dengan begitu, menurut Revrisond, tidak ada relevansi langsung antara anggaran negara dengan pertumbuhan ekonomi, turunnya angka pengangguran, ataupun terbukanya lapangan kerja sebagaimana yang diklaim pemerintah. "Semua itu bukan karena intervensi pemerintah, melainkan karena rakyat mencari caranya sendiri untuk keluar dari kemiskinan. Volume APBN yang besar (ini) menyesatkan, bila diklaim akan membawa dampak ekonomi yang besar," katanya.
Baca Juga:
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat ekonomi Iman Sugema. Menurutnya, dalam hal porsi APBN, meskipun volumenya meningkat, namun bukan berarti kualitasnya juga akan meningkat. "Nyaris tidak ada hal baru yang menarik dari pidato Presiden tentang RAPBN. Itu semua angka-angka lama dan tidak ada yang signifikan. Anggaran memang besar, tapi kualitasnya belum tentu," ucapnya.
Hal ini menurut Iman, bisa dilihat dari masih besarnya belanja pegawai daripada belanja modal, masih banyaknya persoalan secara riil di tengah masyarakat misalnya kenaikan harga pangan, atau masih adanya defisit yang cukup besar yakni 1,5 persen di 2012.
"Sebenarnya defisit ini bukanlah suatu hal yang membahayakan. Tapi kualitas defisit ini buat apa? Kalau tidak perlu defisit, mengapa kita harus paksakan defisit? Itu uangnya buat apa? Lebih baik maksimalkan pendapatan negara," ujar Iman. (afz/jpnn)
JAKARTA - Tahun 2012 mendatang, pemerintah menargetkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1.292,9 triliun. Jumlah ini naik sebesar Rp 123,0 triliun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- HUT ke-20 Bank Sumut Syariah, Pj Gubernur Minta Inovasi Dilanjutkan
- Peluncuran Online Eksklusif Heart Bag Kolaborasi Voneworld & Heart Evangelista, Hanya di Shopee
- DISPUSIP DKI Jakarta Beri Penghargaan kepada Penerbit & Mitra Kolaborasi
- TETO Rayakan Ultah Pertama dengan Bagikan Ratusan Ribu Produk Gratis di Jakarta
- Forum Bisnis Indonesia-Brasil Hasilkan Kerja Sama Bernilai USD 2,65 Miliar