Pos Indonesia dan BPJS Ketenagakerjaan Bersinergi Genjot Penambahan Peserta Baru
Lebih lanjut, dia prihatin dengan nasib pekerja, terutama yang bukan berstatus penerima upah.
Mereka tergolong pekerja rentan dan ahli warisnya tidak mendapatkan apa-apa jika pekerja tersebut menjadi korban kecelakaan kerja.
Adapun yang menjadi terget peserta dalam kerja sama ini adalah mereka yang masuk kategori bukan penerima upah (BPU), yaitu pekerja yang melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan.
Misalnya, petani, nelayan, pedagang (digitalisasi pasar), pekerja swasta, Mitra PT Pos Indonesia/ Oranger, penerima bansos, penerima honor, asisten rumah tangga, pemilik warung/toko, dan UMKM.
"Dengan ikut Jamsostek, mereka sudah terjamin. Misalnya, ada ART, tukang kebun atau sopir, ini yang kami dorong. Kalau dari Pos sendiri mungkin kita bisa cerita ke keluarga, saudara dan sebagainya. Di samping kolaborasi, kita juga dorong masyarakat di luar sana paham tentang Jamsostek, sehingga mereka tertarik untuk ikut serta," ungkapnya.
Di sisi lain, PT Pos mendorong 150 ribu agen yang tersebar untuk berlomba-lomba memberikan edukasi kepada masyarakat luas.
PT Pos Indonesia akan memberikan reward kepada agen yang berhasil melakukan tugas sesuai yang diharapkan manajemen.
Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin mengakui kolaborasi dengan PT Pos sejauh ini sangat memuaskan.
PT Pos Indonesia (Persero) berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melakukan kerja sama join marketing.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan ke Ahli Waris Kru tvOne yang Meninggal Kecelakaan di Tol Pemalang
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024