Pos Indonesia Mendorong Pengembangan UMKM di Kawasan Timur
Khusus bagi pedagang online, PT Pos Indonesia menyediakan Q-Comm sejak 2019.
Perseroan pelat merah ini berharap bisa meraup setidaknya sepuluh persen pasar e-commerce melalui layanan baru ini.
Q-Comm memungkinkan pelapak daring mengirimkan barang maksimal dua hari.
“Reaksi pebisnis daring bagus sekali. Kami terus tingkatkan kualitas layanan COD. Arah ke depan, kami kerja sama dengan perusahaan dompet elektronik untuk sediakan layanan COD cashless,” tutur Charles.
Di sisi lain, Dosen Universitas Multimedia Nusantara Zaroni mengutarakan, ongkos logistik di Indonesia secara umum tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga, yakni berkisar 23 persen.
Beberapa rekomendasi dikemukakan untuk mengatasi kondisi ini. Misalnya, melalui perbaikan konektivitas transportasi terutama dari dan ke wilayah timur.
Menurut Zaroni, hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal standardisasi barang kiriman alias paket.
“Standar pengemasan sebetulnya penting juga agar meningkatkan efisiensi ketika loading dan penumpukan barang di kontainer,” ucap Zaroni.
Direktur Komersial PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, aktivitas logistik dari dan ke Indonesia Timur memiliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan wilayah lain dari sisi transportasi.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi