Posisi Arogansi Bisa dari Golongan Profesi
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Inilah pelajaran dari Asia Sentinel. Untuk profesi wartawan. Atau profesi apa pun.
Asia Sentinel tidak malu. Untuk minta maaf. Pada ‘korban’ tulisannya. Kali ini pada Presiden SBY. Juga pada Partai Demokrat.
Padahal Asia Sentinel belum tentu bersalah. Secara hukum. Tapi ia mengaku bersalah. Secara praktik jurnalistiknya.
Yang dilanggar adalah kode etik jurnalistik: tidak cover both side. Jadinya tidak imbang. Yakni tidak mewawancari SBY atau Partai Demokrat. Yang dalam tulisan itu sangat dipojokkan.
Sumber tulisan itu sebenarnya jelas: berkas gugatan perdata. Berkasnya ada. Penggugatnya ada.
Wartawan umumnya punya hubungan dekat dengan pengacara. Pengacara adalah sumber berita yang tidak habis-habisnya.
Wartawan sering memanfaatkan pengacara. Untuk menggali banyak berita.
Pengacara sering memanfaatkan wartawan. Untuk kepentingan kliennya.