Posisi Monoarfa
Oleh: Dahlan Iskan
Kini PPP tinggal punya 19 kursi DPR. "Kami akan gerakkan kembali kader PPP di bawah," katanya.
Mardiono ternyata lahir di Yogyakarta. Dari orang tua asli Magelang. Bahasa Jawanya halus. Kromo. Rendah hati.
"Saya ini dari keluarga sangat miskin," katanya. Mardiono pun bercerita masa remajanya.
"Saya sampai pernah menjadi sopir angkot," tambahnya. Itu ia lakukan ketika harus ikut pakde-nya di Blabak, dekat Magelang.
Di Blabak pula Mardiono menamatkan SMA. Di SMA swasta. Lalu merantau ke Jakarta. Kerja apa saja. Akhirnya pindah ke Cilegon, Banten. Dapat pekerjaan di sana.
Di Cilegon pula Mardiono masuk PPP. Di anak cabang. Saat itu Cilegon masih berstatus kecamatan. "Saya masuk PPP karena kakek saya dulu PPP," katanya. Sang kakek adalah kiai kampung di Magelang.
Ia kenal Suharso. Sudah lebih 20 tahun. Yakni sejak ia masih menjadi ketua PPP wilayah Banten. "Waktu itu beliau anggota DPR dari PPP," kata Mardiono.
Karier politik Mardiono naik ke pusat ketika Rommy -Romahurmuziy menjadi ketua umum PPP. Mardiono diangkat menjadi wakil ketua umum.
Muhammad Mardiono menjadi Plt Ketum PPP. Suharso Monoarfa pun kehilangan angin. Posisinya tiba-tiba sangat sulit: mau melawan atau menyerah.
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Hasto: Sosok Penentang Intervensi Jokowi Kini Terpilih di Pilkada Gunungkidul
- KPK Buka Peluang Proses Shanty Alda di Kasus Abdul Gani
- PDIP Keok di Kandang Sendiri karena Prabowo dan Jokowi
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati