Posisi Politik Yenny Wahid Makin Sulit

Posisi Politik Yenny Wahid Makin Sulit
Foto: net/po
JAKARTA -- Konflik di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) makin tajam pascameninggalnya Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Andrinof Chaniago mengatakan, pascameninggalnya Gus Dur, posisi politik Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bakal semakin menguat. Sebaliknya, posisi Yenny Wahid akan semakin sulit. Yenny dprediksi tidak akan mampu merebut kepemimpinan PKB dari tangan Muhaimin melalui Muktamar versi Yenny yang akan digelar Maret atau April mendatang.

"Tidak cukup bagi Yenny kalau hanya menggunakan status sebagai anak biologis Gus Dur untuk mengambil alih PKB. Kalau keinginan itu ada, justeru lebih sulit diwujudkan setelah Gus Dur tidak ada," ujar Andrinof Chaniago kepada JPNN, Minggu (3/12) malam.

Saat ini, lanjut Andrinof, hanya ada satu pilihan bagi Yenny bila tetap ingin berkiprah di dunia politik dengan masuk ke PKB, yakni secara secara proaktif menjalin rekonsiliasi dengan Muhaimin. "Jalan yang realistis bagi Yenny adalah melakukan rekonsiliasi atau melupakan untuk terjun ke partai," kata Andrinof.

Langkah politik serupa, yakni rekonsiliasi dengan Muhamin, juga harus dilakukan kubu di internal PKB yang selama ini berseberangan dengan kubu Muhaimin. Dia menilai, konflik yang berlarut-larut di tubuh PKB selama ini lebih disebabkan kesenjangan cara berpikir antargenerasi. "Mereka yang selama ini terlanjur berpihak secara berlebihan kepada Gus Dur karena tidak memahami ini sebagai persoalan kesenjangan antargenerasi. Mau tidak mau mereka harus lebih berinisiatif untuk melakukan rekonsiliasi dengan kelompok Muhaimin," saran Andrinof.

JAKARTA -- Konflik di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) makin tajam pascameninggalnya Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur. Pengamat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News