Poso Dituding jadi Basis Rekrutmen Teroris
Rabu, 19 Juni 2013 – 06:01 WIB
Sehari-harinya, Zainul yang bekerja sebagai kuli angkut ikan nyantri di sebuah pesantren tidak jauh dari kediamannya. "Istrinya bernama Fatimah, 23 tahun, bekerja sebagai guru TK," lanjut mantan Kabidhumas Polda Papua itu. Sampai saat ini, polisi masih menginterogasi Amir untuk mengetahui aktivitas Zainul dalam kelompok Santoso.
Baca Juga:
Sementara itu, kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, pihaknya belum memandang Poso sebagai basis rekrutmen teroris. "Saya kira (penyelidikan) kami belum sampai ke situ," ujarnya saat ditemui di gedung DPT/MPR kemarin.
Meski begitu, dia mengakui jika Poso memang memiliki banyak masalah terutama terkait dengan teroris. Timur juga menilai Poso memiliki daya tarik tersendiri bagi kelompok teroris karena daerahnya yang berbukit-bukit. Dia mengatakan, masih akan mengevaluasi kondisi terakhir di Poso.
Permasalahan terorisme di Poso dikatakan Timur sudah membawa banyak korban. Tidak hanya dari masyarakat, namun anggota polri sendiri juga banyak yang tewas saat berjibaku melawan terduga teroris. "Tapi, itu (kematian petugas) tidak boleh jadi landasan untuk penegakan hukum," terang alumnus Akpol 1978 itu.
JAKARTA - Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, makin disinyalir menjadi pusat perekrutan para "pengantin" bom. Terbukti, pelaku bom bunuh diri
BERITA TERKAIT
- Potensi Besar Kentang Garut Binaan UPLAND untuk Dukung Swasembada Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- IDI Banjarnegara Ungkap Pengobatan yang Tepat untuk Penderita Diabetes Melitus
- KPK Gelar OTT di Bengkulu, 7 Orang Diamankan
- IDI Jawa Tengah Bagikan Info Jenis Obat Pengidap HIV/AIDS
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian