Potensi Bisnis Layanan Pendukung Haji dan Umrah
jpnn.com, JAKARTA - Bisnis layanan pendukung (service provider) penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) dinilai sangat potensial.
Hal itu menyusul posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, bergulirnya vaksinasi Covid-19, pembukaan ibadah haji untuk jemaah luar Arab Saudi, dan rencana Arab Saudi menaikkan kuota jemaah umrah dari delapan juta menjadi 30 juta per tahun pada 2030.
Bisnis layanan pendukung mencakup pelayanan penginapan (hotel), tiket pesawat, dan land arrangement (LA) segala keperluan haji dan umrah di tanah suci, Makkah, dan Arab Saudi.
“Bisnis service provider perjalanan haji dan umrah sangat potensial. Kebutuhan para jemaah yang datang dari berbagai negara ke tanah suci hampir tiada henti sepanjang tahun,” kata President director PT Arsy BuanaTravelindo (ABT) Saipul Bahri, dalam keterangan pers, Selasa (25/5).
Menurut dia, total penduduk muslim Indonesia mencapai 215 juta atau 87 persen dari populasi dan 24 persen dari total dunia.
Setiap tahun, dalam kondisi normal, sebanyak 221 ribu jemaah haji asal Indonesia berangkat ke Arab Saudi.
Dari jumlah itu, sebanyak 204 ribu merupakan haji reguler dan sisanya 17 ribu haji VIP.
Jumlah pendaftar haji, menurut dia, terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga lama antrean terus bertambah.
Bisnis layanan pendukung (service provider) untuk perjalanan ibadah umrah dan haji khusus dinilai sangat potensial.
- Pameran Haji dan Umrah 2024, Marco Travel Tawarkan Paket Murah Fasilitas Lengkap
- Program Tabungan Jejak Imani, Permudah Jemaah Beribadah Haji dan Umrah
- Arsy Buana Travelindo Cetak Kinerja Impresif Hingga Mei 2023
- Terpidana Kasus Penipuan Haji dan Umrah yang Buron Ini Tertangkap, Lihat
- Tikungan Lion
- Imigrasi Hapus Rekomendasi Kemenag dari Syarat Permohonan Paspor Umrah