Potensi Kembangkan Vaksin DBD dan Zika dari Vaksin Buaya

Vaksin gabungkan virus-virus

Muhammad Mahdi Karim/Wikimedia Commons
Profesor Hall mengatakan vaksin kunjin adalah virus hibrid yang dibawa nyamuk.
"Kami menemukan flavivirus yang sengat menarik dibawa oleh nyamuk di Australia Utara yang jauh kaitannya dengan virus kunjin dan dengeu dan sebagainya, namun yang menarik adalah mereka tidak menginfeksi manusia atau hewan, sehingga benar-benar berguna sebagai bahan dasar vaksin karena cukup aman, "katanya.
"Jadi yang kita miliki adalah virus hibrid yang tidak mereproduksi dalam sel hewan. Namun saat kita menyuntikkannya ke dalam hewan, ia akan mengembangkan kekebalan yang kuat melindungi hewan dari infeksi virus kunjin."
Studi awal pada tikus di laboratorium menunjukkan vaksin tersebut memberikan perlindungan yang baik setelah dua dosis. Namun para ilmuwan belum mendapat persetujuan untuk uji coba pada hewan yang lebih besar.
"Begitu kita memasukkan vaksin ke buaya, sistem kekebalan buaya dengan cepat membersihkan virus dari tubuh," kata Profesor Hall.
"Jadi dalam hitungan jam virus sudah hilang, dan karena tidak bisa menjiplak maka tak bisa ditularkan dan disebarkan ke hewan lain. Itu yang membuatnya sangat aman."
Percobaan selama lima tahun akan memberi para ilmuwan menguji teknologinya pada hewan lebih besar, dengan maksud mengembangkan vaksin untuk hewan besar lainnya, termasuk manusia.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya