Potensi Kolaborasi Indonesia-Australia Wujudkan Pusat Pengembangan Mobil Listrik di Dunia

Dr Zhang, yang meneliti kebijakan kendaraan listrik di Tiongkok, mengatakan sepuluh tahun yang lalu Tiongkok "bertaruh mengambil risiko yang besar pada kendaraan listrik", atas opsi investasi hidrogen bersih, pertaruhan besar yang sekarang membuahkan hasil.
"Tiongkok menghabiskan banyak uang untuk memberikan subsidi pemasok dan pembeli untuk mengembangkan pasar ini," kata Dr Zhang.
"Mereka benar-benar memimpin tidak hanya di litium dan baterai, yang adalah bagian utama dari kendaraan listrik, tetapi juga di seluruh rantai pasokan."
Perusahaan Tiongkok adalah salah satu investor utama di industri nikel Indonesia, namun para pemain besar ini juga memiliki bisnis di negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand.
"Thailand adalah salah satu pusat manufaktur global untuk kendaraan [listrik]," kata Dr Zhang.
Keunggulan Thailand dalam industri ini tidak luput dari perhatian pejabat Indonesia.
“Indonesia enggak boleh kalah dari Thailand, kita punya pasar yang besar, jangan sampai pasar kita dipenetrasi oleh produk luar negeri, kita harus jaga dan bahkan bisa melakukan penetrasi ekspor,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengatakan pembangunan ekosistem baterai mobil di Indonesia terus berjalan dan direncanakan pada semester pertama tahun 2024 produksinya sudah mulai berjalan dengan menggandeng raksasa teknologi LG.
Kemungkinan kolaborasi Australia dan Indonesia terkait transisi energi bersih tampaknya akan menjadi salah satu agenda saat Presiden Indonesia Joko Widodo tiba di Sydney, Senin besok
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia
- Terra Charge Perluas Infrastruktur SPKLU di Neo Soho Mall Jakarta
- Huawei Meluncurkan Pengisian Daya EV Terbaru, Bisa Charger Truk Listrik
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Menteri Karding Siapkan Strategi soal Lonjakan Pekerja Migran Ilegal ke Myanmar-Kamboja