Potong Tangan Mayat Taliban, Tentara Australia Bebas Tuduhan Kejahatan Perang
Baca Juga:
Tentara Australia Akan Dilibatkan Tangani Terorisme Domestik
Tekanan waktu
Pada bulan Juli tahun ini ABC menerbitkan rincian baru tentang insiden tersebut menyusul kebocoran ratusan dokumen rahasia mengenai keterlibatan Australia selama 16 tahun dalam perang di Afghanistan.
Salah satu dokumen berupa penyelidikan internal atas insiden tersebut, menggambarkan alasan kopral SAS itu untuk memotong tangan mayat tersebut.
"Dalam pembuktiannya (kopral SAS) mengatakan bahwa sekali lagi dia telah memutuskan tangan EKIA (musuh yang terbunuh dalam aksi) 2 dan EKIA 3 atas kemauannya sendiri, karena adanya tekanan waktu untuk mengambil materi biometrik dan kembali ke helikopter untuk meninggalkan lokasi," demikian disebutkan laporan tersebut.
"Pada saat itulah komandan patroli (seorang sersan)... tiba di EKIA 3, dan melihat kedua tangan di tanah, melontarkan perkataan kurang-lebih: Apa yang kamu lakukan?"
Anggota parlemen Australia Andrew Hastie, mantan kapten di SAS, merupakan komandan patroli salah satu kelompok tentara di lokasi kejadian.
Dokumen yang bocor menunjukkan Kapten Hastie juga mengamati salah satu tangan terputus di lapangan dan bertanya apa yang sedang terjadi.
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024