Potret Kampung Jawa di Kecamatan Wonomulyo, Sulawesi Barat
Ada Yang Fasih Berbahasa Kromo, tapi Tak Lancar Bahasa Bugis
Rabu, 28 Maret 2012 – 00:08 WIB

Jalan R. Soeparman di jantung Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar di Sulawesi Barat. Soeparman merupakan orang Jawa pertama yang transmigrasi ke Sulawesi Barat pada 1931. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Para pekerja itu, antara lain, dari Ambarawa, Semarang, Magelang, Jogjakarta, Kediri, dan Ponorogo. Hal yang sama kembali dilakukan Belanda pada 1941.
Belanda mendatangkan orang-orang Jawa menggunakan kapal yang sandar di dermaga yang khusus dibangun di pesisir Polman. Mereka menyuruh orang-orang Jawa yang dikenal ahli bertani untuk babat alas membangun lahan pertanian di Polman. Saat tiba, ribuan orang ditempatkan di barak-barak penampungan di lapangan luas di pinggir sungai yang kini bernama Kelurahan Sidodadi. Bekas barak tersebut kini sudah berubah menjadi bangunan sekolah dasar.
"Saat tiba di sini, kami diberi nomor untuk diundi. Kami harus mencocokkan nomor itu dengan nomor lahan di hutan yang harus digarap. Banyak yang mati karena terkena malaria," kata R. Imam Basori, salah seorang sesepuh warga Kampung Kebun Sari, Wonomulyo.
Imam termasuk generasi awal penduduk Jawa yang "ditransmigrasikan" ke Polman. Dia ikut orang tuanya pada 1941 untuk pindah ke Wonomulyo. Ayahnya, R Soegiono, membawa Imam saat masih berusia setahun. Setelah dewasa, Imam menikahi wanita asli Wonomulyo bernama Munirah. Meski kelahiran Wonomulyo, orang tua Munirah dari Kediri.
Di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terdapat kampung Jawa. Sebagian penduduknya warga keturunan Jawa dengan bahasa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu