Potret Kampung Jawa di Kecamatan Wonomulyo, Sulawesi Barat
Ada Yang Fasih Berbahasa Kromo, tapi Tak Lancar Bahasa Bugis
Rabu, 28 Maret 2012 – 00:08 WIB

Jalan R. Soeparman di jantung Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar di Sulawesi Barat. Soeparman merupakan orang Jawa pertama yang transmigrasi ke Sulawesi Barat pada 1931. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Bahasa Jawa banyak dipakai di pasar dan tempat-tempat umum, sedangkan bahasa lain di tempat-tempat tertentu. Orang-orang Jawa biasanya ditunjuk untuk mengambil jabatan tertentu, seperti kepala desa. Imam bahkan terpilih menjadi kepala desa selama tiga periode pada 1963-1993.
Perkembangan Wonomulyo terus melejit seiring banyaknya penduduk. Kendati bukan kota utama di Polman, Wonomulyo justru merupakan kecamatan terpadat di Polman. Wonomulyo juga merupakan kecamatan dengan aktivitas ekonomi paling sibuk, mengalahkan Kota Polewali.
"Orang kalau belanja apa-apa ke Wonomulyo. Bukan ke Polewali. Bahkan, orang Makassar, Majene, Pare-pare, kalau kulakan juga ke sini," kata Sukmawati.
Sampai saat ini kebiasaan-kebiasaan budaya Jawa juga masih dilakukan di Wonomulyo. Di antaranya kesenian reog yang selalu tampil tiap kali ada hajatan besar. Selain itu, ada kuda lumping lengkap dengan aksi mencambuk diri sendiri. "Kadang-kadang heran juga, itu apa nggak sakit kakinya dicambuki," kata Sukmawati lantas terkekeh.
Di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terdapat kampung Jawa. Sebagian penduduknya warga keturunan Jawa dengan bahasa
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu