Potret Keluarga Jawa setelah 125 Tahun
Empat Anak Mentas, Salimin Merasa Tugas Tuntas
Senin, 10 Agustus 2015 – 03:03 WIB

Potret Keluarga Jawa setelah 125 Tahun
Bukan hanya teori, Salimin mempraktikkannya di dalam kehidupan keseharian keluarga besarnya. Misalnya, dalam berkomunikasi dengan anak-anak dan istrinya. Dia tetap memakai bahasa Jawa yang kental, selain dengan bahasa nasional Belanda dan bahasa pergaulan Taki-Taki.
”Supoyo basa Jawa ora ilang. Nek basa Jawa ilang, berarti wong Jawa ugi ilang (Agar bahasa Jawa tidak hilang. Kalau bahasa Jawa hilang, maka orang Jawa juga hilang,” tegas dia. (*/c10/bersambung)
Masyarakat keturunan Jawa di Suriname kini bisa menikmati hidup dengan enak. Mereka memiliki segalanya. Wartawan Jawa Pos Arief Santosa yang kini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu