Potret Suram TPS Lokasi Khusus di Kampus Jogja

Anggota KPUD Sleman Indah Sri Wulandari juga mengatakan ada beberapa kampus di Sleman yang berpikir demikian. Hasil pemungutan suara menjadi isu yang cukup dibahas, walaupun pada akhirnya mereka memutuskan membuka TPS Khusus.
“Kami jelaskan, prioritasnya adalah melindungi hak pilih. Tidak perlu khawatir siapa yang menang. Jika tidak bikin, nanti orang melihat kampus tidak melindungi hak pilih mahasiswa,” kata Indah.
Salah satu kampus yang memutuskan tidak membuat TPS Khusus adalah Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) yang berada di Kecamatan Kasihan, Bantul.
Kepala Divisi Kemahasiswaan UPY Juang Kurniawan mengatakan pimpinannya memutuskan untuk tidak membuat TPS Khusus di lingkungan kampus.
“Pimpinan sudah berdiskusi dan mengambil keputusan bahwa kami perlu menjaga kebhinekaan di kampus,” kata Juang kepada JPNN, Minggu (16/7).
Juang mengatakan awalnya UPY menyambut baik sosialisasi dari KPU Bantul tentang pembentukan TPS Khusus. UPY, kata dia, mendukung upaya KPU untuk menjaga hak pilih mahasiswa, tetapi tidak dengan membentuk TPS Khusus di lingkungan kampus.
“Di lingkungan kami itu memang ada salah satu partai yang kuat. Mobilisasinya cukup kuat. Jadi, kami ingin mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Juang memastikan di internal kampus sendiri tidak ada nuansa politis. Dia memastikan UPY secara kelembagaan netral terhadap hasil pemilu.
Jumlah TPS Khusus dan daftar pemilih mahasiswa pada perguruan tinggi di Jogja masih mengecewakan.
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Pasar Caringin Bandung Siap Kelola Sampah Mandiri Seusai TPS Disegel
- KLH Menyegel TPS Sementara di Pasar Caringin
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Hasil Pilkada 8 Daerah dengan Calon Tunggal Digugat ke MK, Pertanda Apa?