PPATK Telusuri Dana Terorisme dari Seorang Warga Australia
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan adanya transaksi sekitar 500 ribu dolar (Rp5 miliar) yang berasal dari seorang pria Australia untuk dipergunakan mendanai terorisme di Indonesia. Pria tersebut menikahi wanita Indonesia dan kini mereka tinggal di Australia.
Dana tersebut, kata Agus Santoso, ditransfer dari rekening bank di Australia ke setidaknya 10 rekening bank di Indonesia.
"Pria tersebut mengumpulkan dana dari berbagai pihak di Australia, dan kemudian dia kirim ke rekening atas nama istrinya di Indonesia," ujar Agus Santoso dalam wawancara dengan Samantha Hawley dari ABC.
"Jadi wanita keturunan Indonesia itu dipergunakan untuk membuka sejumlah rekening bank (di Indonesia) yang kami perkirakan terkait dengan tersangka teroris," katanya.
"Yang mengejutkan adalah, pelakunya bukan imigran. Saya rasa dia orang Australia, bukan imigran. Maksud saya, dia berkulit putih," tambah Agus Santoso lagi.
Wakil Ketua PPATK Agus Santoso menduga adanya dana sekitar Rp 5 miliar yang dikumpulkan seorang pria Australia untuk merekrut teroris di Indonesia. (Foto: Tempo)
Penelusuran PPATK terhadap dana tersebut telah dimulai sejak tahun 2012, dan menurut wakil ketua PPATK sejumlah rekening yang dipergunakan masih aktif hingga kini.
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan adanya transaksi sekitar 500 ribu dolar (Rp5 miliar)
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata