PPATK Telusuri Dana Terorisme dari Seorang Warga Australia
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan adanya transaksi sekitar 500 ribu dolar (Rp5 miliar) yang berasal dari seorang pria Australia untuk dipergunakan mendanai terorisme di Indonesia. Pria tersebut menikahi wanita Indonesia dan kini mereka tinggal di Australia.
Dana tersebut, kata Agus Santoso, ditransfer dari rekening bank di Australia ke setidaknya 10 rekening bank di Indonesia.
"Pria tersebut mengumpulkan dana dari berbagai pihak di Australia, dan kemudian dia kirim ke rekening atas nama istrinya di Indonesia," ujar Agus Santoso dalam wawancara dengan Samantha Hawley dari ABC.
"Jadi wanita keturunan Indonesia itu dipergunakan untuk membuka sejumlah rekening bank (di Indonesia) yang kami perkirakan terkait dengan tersangka teroris," katanya.
"Yang mengejutkan adalah, pelakunya bukan imigran. Saya rasa dia orang Australia, bukan imigran. Maksud saya, dia berkulit putih," tambah Agus Santoso lagi.
Wakil Ketua PPATK Agus Santoso menduga adanya dana sekitar Rp 5 miliar yang dikumpulkan seorang pria Australia untuk merekrut teroris di Indonesia. (Foto: Tempo)
Penelusuran PPATK terhadap dana tersebut telah dimulai sejak tahun 2012, dan menurut wakil ketua PPATK sejumlah rekening yang dipergunakan masih aktif hingga kini.
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan adanya transaksi sekitar 500 ribu dolar (Rp5 miliar)
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api