PPATK Telusuri Dana Terorisme dari Seorang Warga Australia
Agus Santoso mengatakan kuat dugaan bahwa dana ini dipergunakan untuk biaya merekrut dan mengirim sejumlah warga Indonesia ke Irak dan Suriah.
PPATK menjelaskan, pria Australia itu mendapatkan dana tersebut dengan cara melakukan kegiatan pengumpulan dana di Australia.
"Dia kemudian mentransfernya ke berbagai rekening di Indonesia, umumnya rekening atas nama istrinya," jelasnya.
Wakil ketua PPATK menolak membeberkan lebih terperinci siapa pria Australia itu maupun nama istrinya, atau kota tempat tinggal mereka di Australia.
Mitra PPATK di Australia, Austrac, secara terpisah menyatakan memang sedang bekerja sama dengan PPATK serta Kepolisian Federal (AFP) menyelidiki berbagai pihak yang diduga terkait dengan pendanaan terorisme.
Namun Austrack juga menolak menjelaskan siapa nama pria Australia dan istrinya tersebut.
Menurut Agus Santoso, tampaknya ada modus operandi dimana pria asing menikahi wanita Indonesia untuk mendapatkan akses dalam memperluas jaringan terorisme mereka di Indonesia.
"Fenomena ini seharusnya mendapatkan perhatian serius," katanya.
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengungkapkan adanya transaksi sekitar 500 ribu dolar (Rp5 miliar)
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan