PPDB 2013 Dinodai Nepotisme dan Piagam Palsu

jpnn.com - JAKARTA - Hasil laporan dan evalusasi Ombudsman RI (ORI) terhadap proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) tahun 2013 tidak hanya menempatkan pungutan liar sebagai masalah utama. ORI juga menemukan unsur nepotisme oleh sekolah dan penggunaan piagam palsu oleh siswa.
Komisioner Ombudsman RI bidang pelaporan dan pengaduan, Budi Santoso, menyatakan bahwa penerimaan siswa baru lewat jalur belakang atau tanpa jalur resmi jadi cerita menarik di daerah. "Ini agak menarik, nepotisme penerimaan lewat jalur belakang, istilahnya lewat jendela, tidak melalui jalur resmi," kata Budi di Jakarta, Kamis (25/7).
Selain itu, Ombudsman juga menemukan penggunaan piagam palsu oleh siswa untuk memperoleh poin tambahan saat penerimaan. Kasus yang terjadi di Klaten itu sudah diselesaikan Ombudsman Provinsi Jawa Tengah.
Kasus itu juga terjadi di Yogyakarta. "Penggunaan piagam palsu ini untuk menambah nilai poin. Misalnya di DIY bisa menyumbang 1-1,5 poin untuk siswa. Tapi akhirnya terbongkar. Ketahuan karena dia membeli," kata Budi.
Ombudsman tidak pernah menyangka piagam bakal dijadikan komoditas untuk memperoleh nilai tambah bagi calon siswa baru. Sebab dalam catatan Ombudsman, kasus ini tergolong modus baru.
"Ini salah satu modus baru, tahun lalu tidak ada dalam daftar saya. Bahwa ternyata piagam jadi komoditas juga, bisa diperjualobelikan," ujar Budi sembari mengatakan, hal ini hanya sekelumit dari sekian banyak persoalan dalam PPDB tahun ini.(fat/jpnn)
JAKARTA - Hasil laporan dan evalusasi Ombudsman RI (ORI) terhadap proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) tahun 2013 tidak hanya menempatkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Masyarakat Rela Antre Demi Beras Murah di Kampus UTA45 Jakarta
- Konsolidasi Nasional 2025, Mendikdasmen Ungkap Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Guru
- Dedi Klaim Rencana Mengirim Siswa ke Barak Didukung Orang Tua, tetapi Ditolak Elite
- Bantu Masyarakat, Mahasiswa UTA '45 Bagikan 500 Paket Sembako di Sunter
- Konsolnas Dikdasmen 2025, Ini Harapan Menko Pratikno dan Menteri Mu'ti kepada Pemda